Mengembalikan Sawah yang Hilang

Posted by Diposkan oleh Subkiyadi On 8:18 PM

Serambi.
10/04/2010

TAHUN-80-an, Riwansyah warga Sianjo Meriah, Aceh Singkil, ingat betul 100 meter di belakang perkampungannya, berderet ratusan pematang sawah tempat leluhurnya mencari nafkah. Sayang dua dasawarsa sudah, pemandangan itu hilang, berganti ilalang. Beruntung dua bulan belakangan kesadara datang, hampir seisi kampung Sinjo Meriah, turun menggarap sawah. Tidak kurang dari 20 hektar, hamparan sawah yang kini sedang menghijau berhasil dibuka warga yang tergabung dalam kelompok tani Tunas Harapan, binaan Dinas Pertanian serta Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BPPKP) Aceh Singkil.

“Pertanian telah terlupakan, sejarah mencatat daerah ini dulunya sawah, mari kita kembalikan. Ada kerinduaan yang hilang terhadap pertanian,” kata Bupati Aceh Singkil, Makmursyah Putra, Rabu sore itu, saat kenduri opom (doa tolak bala agar sawah tidak diserang hama-red). Warga Aceh Singkil, termasuk Sinjo Meriah, kala itu memilih meninggalkan sawah, terpesona dengan menggantungkan hidup merambah hutan, hingga dipaksa berhenti karena dilarang undang-undang. Butuh waktu lama, apalagi, konflik dan guncangan gempa sempat membuat rakyat jera, ditambah pesona kelapa sawit menyeret alihfungsi lahan pertanian ke perkebunan kelapa sawit.

“Pembukaan kelapa sawit hanya menambah penggangguran, bayangkan lima hektar lahan dikuasai satu orang. Sementara kalau pertanian, sehektar saja bisa menyerap dua, tiga keluarga. Indah sekali dalam waktu tidak terlalu lama lagi kita lihat dari ujung-keujung tidak hanya kebun sawit, tapi ada sawah, jagung dan komoditas pertanian lainnya. Kita jadikan sawah yang telah menghijau ini contoh bagi desa lain,” ujar Makmur membujuk. Tak ingin dicap hanya tanam perdana, panen perdana sekaligus yang terkhir, Riwansyah sebagai ketua kelompok bagi 48 petani Sinjo Meriah mengatakan, pemda harus mendukung petani sampai mendiri. Memfasilitasi pinjam pakai lahan yang kini digarap, mengingat bukan milik mereka. Kemudian fasilitas, bibit, pupuk, saprodi, obat-obatan dan irigasi tersedia.

“Kalau irigasi sudah berjalan, insallah jalan terus. Kesungguhan kita juga dibuktikan dengan gelaran kenduri adat opom,” ucapnya. Kuwatno Kabid Produksi didampingi Hendara PPTK Dinas Pertanian Aceh Singkil mengatakan, pihanknya sangat bersykur sebagian kecil petani mau kembali turun ke sawah. Mengenai keinginan petani dipastikan, dalam tahun ini terpenuhi melalui program optimasi lahan seluas 600 ha, khusus di bawah ambong Sianjo Meriah melalui dana otsus. “Program dan keinginan petani akan berlanjut. Perlu kesabaran dalam membina petani, bersyukur ini sudah menunjukan hasil,” kata Hendra.(dede rosadi)



0 komentar

Post a Comment